Keberadaan guru bimbingan konseling disekolah masih belum dipahami dengan baik, siswa menganggap bahwa guru BK sebagai penghukum bagi siswa yang melanggar peraturan sekolah. Seperti yang terjadi di SMP NEGERI 3 INGIN JAYA ACEH BESAR. Masih ada siswa yang memandang Guru BK sebagai “polisi sekolah”, karena pekerjaan sehari-hari hanya terlihat mengintrogasi, mengadili, menindak siswa yang terlambat, jarang masuk sekolah, merokok dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan persepsi siswa buruk terhadap guru bk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap tugas dan peran guru BK disekolah, mengetahui penilaian siswa terhadap kinerja guru BK dalam memberikan layanan bimbingan konseling, serta untuk mengetahui harapan siswa terhadap guru BK. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 15 orang siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi bimbingan Konseling di SMP Negeri 3 Ingin Jaya, Aceh Besar, tidak terdapat jam khusus bimbingan konseling, siswa menunjukkan persepsi positif terhadap interaksi dengan guru BK meskipun mayoritas dari mereka belum secara aktif memanfaatkan layanan bimbingan konseling yang tersedia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya upaya untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan konseling, serta meningkatkan integrasi bimbingan dan konseling dalam kegiatan sehari-hari untuk mendukung perkembangan holistik siswa.