Integrasi antara teknologi dan pembelajaran al-Qur’an masih menjadi sesuatu yang asing bagi banyak pesantren. Hal ini didasari oleh pengalaman banyak kalangan bahwa teknologi, terutama telepon genggam, sering kali menjadi penghambat proses pembelajaran. Namun, pesantren Sulaimaniyah Sultan Selahaddin menunjukkan pendekatan yang berbeda dengan tidak hanya membolehkan penggunaan alat tersebut, tetapi juga menjadikannya sebagai sarana pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengkaji peran dan pemanfaatan teknologi di pesantren tersebut serta mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan 13 orang mahasantri dan 3 ustadz yang mewakili 20% dari total populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi teknologi dalam pembelajaran alQur’an di pesantren tersebut kurang memuaskan, terutama karena kurangnya kesadaran mahasantri. Temuan ini justru mendukung pandangan yang menolak integrasi teknologi dalam pembelajaran al-Qur’an di pesantren.