Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena yang terjadi digampong monjeureujak pada Sebagian lansia yang mengikuti pengajian dibale beut, seharusnya pengajian menjadi salah satu terapi zikir dalam proses menghadapi kecemasan dalam menghadapi kematian, tetapi kenyataannya hanya Sebagian lansia yang mengikuti pengajian dibale beut dikarenakan Sebagian lansia menderita sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertama, faktor apa saja yang mempengaruhi lansia mengalami kecemasan dalam menghadapi kematian. yang kedua untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan lansia dalam mengatasi rasa cemas menghadapi kematian. Yang ketiga bagaimana terapi zikir yang dilakukan lansia dalam mengurangi kecemasan menghadapi kematian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis, adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 10 (Sepuluh) orang yang dipilih sesuai dengan kriteria tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi lansia menghadapi kematian pertama, faktor fisik dan yang kedua faktor psikologis. Jadi dalam hal ini terdapat dua aspek bagaimana upaya lansia dalam mengatasi rasa cemas dalam menghadapi kematian yaitu secara psikis dan spiritual. Secara psikis yang dimaksud lansia dalam menghadapi kematian dapat dilihat dari lansia yang yakin bahwa kematian itu nyata adanya, serta lebih memahami makna kehidupuan dunia dan akhirat, dan dapat mengatasi rasa takut akan datangnya kematian. Secara spiritual lansia lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Adapun terapi zikir yang dilakukan oleh lansia dalam mengurangi kecemasan menghadapi kematian merupakan bentuk spiritual yang dapat membantu menenangkan pikiran dan menguatkan mental, macam-macam zikir yang biasa dibaca lansia seperti membaca istigfar, tasbih, tahmid, takbir, tahlil, atau pengulangan asmaul husna dan doa-doa tertentu, dianggap sebagai cara efektif untuk meningkatkan kesejahteraan emosional dan spiritual. Proses ini melibatkan pengulangan kata-kata dengan fokus dan khusyuk, yang dapat membantu lansia merasakan kedamaian batin dan mengurangi rasa takut atau cemas terhadap kematian.