Minyak atsiri daun sirih merah memiliki kandungan senyawa kimia yang bersifat membius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isolasi senyawa metabolit sekunder ekstrak daun sirih merah dengan pelarut etanol menjadi anestesi. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif, analisis kuantitatif, analisis gugus fungsi dan pengujiaan anestesi. Ekstrak daun sirih merah diperoleh dengan proses ekstraksi sokletasi selama 10 siklus menghasilkan rendemen 36.16 %. Uji skrinning fitokimia ekstrak menghasilkan positif alkaloid, tanin, flavonoid dan saponin. Hasil indentifikasi GC-MS menghasilkan senyawa dominan yaitu alfa- guaiene dengan waktu retensi 45.766 dengan persen area 14.992 % yang berperan sebagai komponen minyak atsiri dan metabolit tumbuhan, merupakan senyawa karbobisiklik dan seskuiterpen. Naphthalene, 1,2,4a,5,6,8a-hexahydro-4,7- dengan waktu retensi 33.557 dan persen area 8.291 %, ylangene dengan waktu retensi
36.387 dan persen area 4.315 %, benzene, 1-(1,5-dimethyl-4-hexenyl)-4-methyl- dengan waktu retensi 44.756 dan persen area 4.118 %, a-longipinene dengan waktu retensi 40.228 dan persen area 3.695%. Hasil spektroskopi FTIR menghasilkan gugus O-H (Alkohol), C=C (Cincin Aromatik), C-O (Ester) dan C-O (Ester). Dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini yaitu senyawa metabolit sekunder ekstrak daun sirih merah dengan pelarut etanol 96 % efektif untuk anestesi alami pada ikan nila merah dengan volume 5 %, 7 % dan 9 %. Waktu pingsan 9,46, 9,55 dan 8,06 menit dan waktu pembugaran 1,30, 2,17 dan 3,30 menit dengan kelangsungan hidup ikan nila merah 100 %.