Aisar Riski, 190105084 (2024) Peran Badan Pengawas Obat dan Makanan Provinsi Aceh Dalam Pengawasan Beredarnya Kosmetik Ilegal Ditinjau dari Fiqh Siyasah Dusturiyyah. Masters thesis, UIN Ar-raniry.
![[thumbnail of Peran, Pengawaan Kosmetik Ilegal, dan Fiqh Siyasah Dusturiyyah]](https://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Aisar Riski, 190105084, FSH, HTN.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (9MB)
Abstract
Pasal 5 Peraturan Kepala BPOM Tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Kosmetik yang berisi bahwa pengawasan kosmetik meliputi legalitas kosmetik, keamanan, kemanfatan dan mutu, penandan dan klaim, serta promosi dan iklan. Namun pengawasan yang dilakukan di BPOM Aceh ada dua yaitu pengawasan pre market dan post market. Peneliti ini mengkaji pertama, bagaimana BPOM Provinsi Aceh melakuan pengawasan beredarnya produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Kedua, bagaimana pandangan Fiqh Siyasah Dusturiyyah terhadap wewenang BPOM Aceh melakukan pengawasan beredarnya produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis empiris dengan pendekatan Undang-Undang dan konseptual. Sumber data menggunakan dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Dari hasil penelitian didapati BPOM Aceh dalam mengawasi poduk kosmetik melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawaasan menggunakan dua tahapan yaitu pre market dan post market dari awal proses sebelum poduk kosmetik dipasarkan sampai dengan dipakai oleh masyarakat. BPOM dalam melakukan pengawasan bekerjasama dengan dinas kesehatan, perindustrian dan perdagangan, aparat penegak hukum serta instansi lainnya. Banyaknya penjualan kosmetik secara online yang mengakibatkan BPOM kesulitan dalam mencegah dan mengawasi produk-produk kosmetik tanpa izin edar. Pandangan siyasah dusturiyah terhadap pengawasan BPOM adalah sama-sama melaksanakan perundangan yang menjamin umat dan melindungi dari bahaya kosmetik yang beradar tanpa ada izin pihak yang berwenang sesuai dengan Undang-Undang berlaku. Dalam siyasah dusturiyah dinamakan wilayah al-Hisbah, yaitu lembaga yang pemerintah untuk mencegah dan mengawasi. Pengawasan yang dilakukan BPOM Provinsi Aceh antara lain memeriksa sarana produksi, distribusi dan toko-toko yang menjual produk kosmetik di pasar.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X0 Islam 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Tata Negara |
Depositing User: | Aisar Riski Aisar |
Date Deposited: | 06 Nov 2024 02:18 |
Last Modified: | 06 Nov 2024 02:18 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/40036 |