Sabîl Allâh dalam zakat bermakna dengan orang membela agama sedangkan ibn sabîl dalam zakat bermakna dengan orang yang berpergian dalam kehabisan bekal. Praktiknya Baitul Mal di Aceh mengalirkan zakat sabîl Allâh untuk program tahfidz Al-Qur’an sedangkan praktiknya Baitul Mal Aceh mengalirkan zakat ibn sabîl untuk program tahfidz Al-Qur’an. Rumusan masalah ini adalah: pertama, Bagaiman Konsep Sabîl Allâh dan Ibn Sabîl menurut Dewan Pengawas Syariah Baitul Mal Aceh dan Aceh Besar, Kedua, Bagaimana Realisasi Konsep Sabîl Allâh dan Ibn Sabîl yang Digunakan oleh DPS Baitul Mal Aceh dan Aceh Besar. Manfaat penelitian ini adalah: Pertama, secara teoritis. Kedua, secara praktis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis komparatif dengan langkah-langkah ketepatan kenyataan, generalisasi empiris dan penetapan konsep. Kemudian rumusan konsep sabîl Allâh dan ibn sabîl sebagai mustaḥiq zakat yang diberikan ulama-ulama fiqh, ulama-ulama hadits, ulama-ulama tafsir dan ulama-ulama kontemporer dan bagaimana mereka merumuskannya. Hasil penelitian ini menemukan bahwa: (1) Konsep Sabîl Allâh dan Ibn Sabîl menurut Dewan Pengawas Syariah Baitul Mal Aceh yaitu sabîl Allâh dalam konsep fikih. Sedangkan Konsep Sabîl Allâh dan Ibn Sabîl menurut Dewan Pengawas Syariah Baitul Mal Aceh Besar yaitu ibn sabîl dalam konsep modern. (2) Realisasi Konsep Sabîl Allâh dan Ibn Sabîl yang Digunakan oleh DPS Baitul Mal Aceh yaitu mengalirkan zakat ibn sabîl untuk program beasiswa. Sedangkan Realisasi Konsep Sabîl Allâh dan Ibn Sabîl yang Digunakan oleh DPS Baitul Mal Aceh Besar yaitu mengalirkan zakat sabîl Allâh untuk program beasiswa beasiswa.