Nilai Budaya Dan Makna Simbolik Dalam Tradisi Menyimah Kampung (Studi Di Desa Petonggan Kecamatan Rakit Kulim Provinsi Riau)

Alan, 210501080 (2024) Nilai Budaya Dan Makna Simbolik Dalam Tradisi Menyimah Kampung (Studi Di Desa Petonggan Kecamatan Rakit Kulim Provinsi Riau). Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Adab dan Humaniora.

[thumbnail of Nilai Budaya Dan Makna Simbolik Dalam Tradisi Menyimah Kampung (Studi Di Desa Petonggan Kecamatan Rakit Kulim Provinsi Riau)] Text (Nilai Budaya Dan Makna Simbolik Dalam Tradisi Menyimah Kampung (Studi Di Desa Petonggan Kecamatan Rakit Kulim Provinsi Riau))
Alan, 210501080, FAH, SKI.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (6MB)

Abstract

Skripsi ini membahas mengenai “Nilai Budaya dan Makna Simbolik dalam Tradisi Menyimah Kampung (Studi di Desa Petonggan Kecamatan Rakit Kulim Provinsi Riau)”. Tradisi Menyimah Kampung merupakan suatu kegiatan yang sudah ada sejak zaman dahulu yang dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun dari nenek moyangnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fungsi dari pelaksanaannya, serta nilai budaya dan makna simbolik dalam tardisi menyimah kampung. Penelitian ini dilakukan di Desa Petonggan Kecamatan Rakit Kulim Provinsi Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini ialah ketua adat, ninik mamak dan masyarakat setempat. Setelah dilakukan penelitian ditemukan fakta bahwa fungsi dari tradisi Menyimah Kampung sebagai alat untuk memperkuat solidaritas dan kohesi sosial. Sedangkan nilai budaya dalam tradisi tersebut ialah nilai kebersamaan dan solidaritas di mana dari awal pelaksanaannya dimulai dari mencari dana, belongkap, menghanyutkan kapal dan memberikan penangkal ke semua rumah warga dikerjakan bersama-sama, menjadi bukti nyata kebersamaan atau gotong-royong masyarakat. Sementara makna simbolik dalam tradisi tersebut ialah seperti dari kapal, kapal merupakan simbol bahwa kehidupan bagaikan perahu yang berlayar menelusuri samudera kehidupan dunia dengan berbagai riak gelombang kehidupan. Sedangkan makna simbolik dari kain penangkal ialah kain putih bermakna suci, kuning melambangkan kedaulatan harkat martabat dan kemakmuran hitam melambangkan kehidupan tanpa arah sedangkan hijau maknanya nilai kerohanian dan kepatuhan. Jadi arti dari kain penangkal yang dipasang dirumah-rumah masyarakat Petonggan ialah kehidupan bagaikan anai-anai yang terbang dimalam hari yang gelap gulita, apabila kita salah arah dalam melangkah maka akan jatuh kedalam kesesatan tetapi apabila kita mengikuti petunjuk dari orang-orang yang suci atau alim ulama maka kita akan mendapatkan kedaulatan kemakmuran dan martabat yang tinggi. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi Menyimah Kampung menjadi identitas budaya masyarakat Petonggan yang harus dipertahankan dan dilestarikan.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 900 Geography and History
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam
Depositing User: Alan Alan
Date Deposited: 12 Nov 2024 02:36
Last Modified: 12 Nov 2024 02:36
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/40099

Actions (login required)

View Item
View Item