Konsep wasatiyyah merupakan paham fundamental dalam Islam, yang berfokus pada penanaman karakter adil dan keseimbangan dalam berperilaku di setiap lini kehidupan. Dengan menerapkan nilai-nilai wasatiyyah seharusnya mampu mengantarkan umat Islam kepada persatuan, akan tetapi umat Islam masih saja berkutat pada fanatisme dan pertikaian. Dalam hal ini, Sayyid Muhammad ‘Alawi Al-Maliki, ulama asal Mekah-Saudi Arabia, menentang keras sebuah perpecahan pada umat Islam yang disebabkan oleh faktor guluww (ekstremisme) dalam beragama, serta menawarkan sebuah spirit persatuan umat Islam yang berlandaskan rasa saling menghargai kilafiyyah dalam perkara agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana pandangan Muhammad ‘Alawi terhadap konsep wasatiyyah, dan menganalisa relevansinya terhadap persatuan umat Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, disertai dengan metode interpretasi yang dipadukan dengan analisis isi dari data yang terkumpul. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan, bahwa konsep Islam wasatiyyah menurut Muhammad ‘Alawi adalah cara mengamalkan Islam dengan penuh kesantunan, tidak ekstrem, tidak mempersulit diri, dan menghormati kilafiyyah yang ada. Maka, relevansinya terhadap persatuan umat Islam, membuktikan bahwa konsep wasatiyyah adalah landasan penyeimbang antara tradisi dan modernitas, yang mampu membuka ruang dialog antarbudaya, agar menangkal paham ekstremisme dan sikap eksklusif, sehingga kesejahteraan dan keadilan sosial dapat terbagi rata, berdasarkan rasa semangat untuk terus belajar agar menjadi pribadi yang baik.