Keberadaan pedagang ikan enceran tanpa izin ini telah membuat kekacauan sesama pedagang yang ada di kawan TPI Lampulo. Seharusnya para pedagang ikan secara eceran tersebut hendaknya melakukan kegiatan perdagangannya seperti pedagang ikan lainnya yang telah mendapatkan izin dari pihak pemerintah. Namun, nyata di lapangan menunjukkan bahwa para pedagang ikan eceran melakukan kegiatan dagangannya secara diam-diam yang merugikan kemaslahatan masyarakat pedangang lainnya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana praktik jual beli ikan secara eceran oleh pedagang di TPI Lampulo dan bagaimana praktik jual beli ikan secara eceran oleh pedagang di TPI Lampulo menurut persepktif fiqh muamalah. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kualitatif sedangkan sifat penelitian ini dengan menggunakan metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang bertujuan membuat gambaran yang sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta. Adapun hasil penelitian menunjukkan, pertama pedagang ikan secara eceran masih ditemukan di komplek TPI Lampulo dan pinggir jalan di luar komplek Pasar Al- Mahirah Lamdingin. Mereka tidak mematuhi aturan Pemko Banda Aceh untuk berjualan di Pasar Al-Mahirah karena lokasi tersebut tidak strategis. Kedua, berdasarkan persepktif fiqh muamalah, keberadaan pedagang ikan secara eceran di TPI Lampulo sudah memenuhi ketentuan rukun dan syarat jual beli. Namun demikian di dalam praktiknya, para pedagang ikan yang berjualan di TPI Lampulo tidak mengikuti aturan pemerintah sebagaimana aturanya yang telah ditentukan. Perilaku yang tidak mengikuti aturan pemerintah ini mengakibatkan kerugian terhadap pedagang lainnya yang berdagang di komplek pasar Al- Mahirah Lamdingin