Dalam pelayanan publik, kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu aspek penting yang mempengaruhi bagaimana efektifitas pelayanan publik yang akan diberikan serta akan menentukan bagaimana masyarakat atau khalayak umum sebagai komunikan dalam merespon dan memberi tanggapan terhadap pelayanan dalam sebuah organisasi.Pelayanan penyelenggaraan ibadah haji merupakan salah satu tanggungjawab pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) sebagai mitra, membantu pemerintah dalam pelayanan bimbingan.Akan tetapi fenomena yang terjadi banyak jemaah haji lebih memilih mencari solusi terkait persoalan nya kepadaKBIHU, bukan langsung kepada pegawai haji di Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama. Penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Analisis Deskriptif, mengunakan metode studi komparatif.Penulis meneliti adakah perbedaan komunikasi pelayanan antara Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah? Penulis menghimpun informasi dengan cara wawancara yang mendalam dari para narasumber, observasi, dokumen-dokumen, data, kemudian setelah terkumpul peneliti menganalisanya secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat Perbedaan dalam memberikan Komunikasi yang diterapkan antara Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah dalam meningkatkan pelayanan kepada jemaah, sehingga jemaah lebih memilih untuk dilayani oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah, karena akses yang diberikan KBIHU lebih leluasa dan tidak batasan birokrasi yang ketat seperti halnya Kantor Kementerian Agama Kota Bnada Aceh.Penelitian ini diukur melalui teori kinerja pelayanan yang telah dikembangkan oleh Zeithaml.Pengukuran Kualitas pelayanan tersebut meliputi adanya Keandalan (Reliability), Daya Tanggap (Responsivity), Jaminan (Assurance), Kepedulian (Emphaty), Bukti Langsung (Tangibles).