Kurangnya pemahaman tentang konseling individual disekolah, menjadikan siswa kurang berminat untuk berkonseling bahkan sebagian siswa menganggap bahwa guru BK sebagai penghukum bagi siswa yang melanggar peraturan sekolah. Seperti yang terjadi di MTsN 2 Aceh Besar. Masih ada siswa yang memandang guru BK sebagai “polisi sekolah”, karena pekerjaan sehari-hari hanya terlihat mengintrogasi, mengadili, menindak siswa yang terlambat, jarang masuk sekolah, merokok dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan persepsi siswa buruk terhadap guru BK. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan layanan konseling individual, metode yang digunakan konselor serta upaya yang dilakukan konselor dalam memberikan pemahaman tentang konseling individual pada siswa MTsN 2 Aceh Besar. penelitian kualitatif deskriptif ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi, dengan subjek penelitian berjumlah 3 orang siswa 1 guru BK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa masih memiliki persepsi negatif tentang layanan konseling individual. Siswa khawatir masalah mereka diketahui teman, dianggap nakal, atau orangtua mengetahuinya, kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa MTsN 2 Aceh Besar melihat guru bimbingan konseling hanya menangani masalah disiplin dan tidak percaya konseling individual dapat mengentaskan masalah pribadi, siswa merasa khawatir masalahnya diketahui oleh orang lain. perlunya memberikan pemahaman terkait layanan konseling individual agar siswa tidak salah memandang tentang layanan tersebut.