Nafkah anak merupakan hal yang wajib dipenuhi oleh kedua orang tua baik pada saat masih hidup bersama maupun setelah bercerai. Namun yang terjadi di sebagian masyarakat Gampong Bakoy khususnya seorang suami yang telah bercerai dengan istrinya melalaikan kewajiban nafkah atas anaknya. Topik kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana pemahaman masyarakat Gampong Bakoy tentang nafkah ayah kepada anak pasca perceraian menurut Al-Qur’an dan faktor yang melatarbelakangi seorang ayah tidak menjalankan kewajiban nafkah kepada anaknya setelah bercerai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat Gampong Bakoy tentang nafkah terhadap anak setalah perceraian dan faktor yang menyebabkan tidak terjalankannya kewajiban tersebut. Jenis penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara serta dokumentasi kemudian menganalisis data melalui tahapan pengumpulan data, reduksi data serta penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat gampong bakoy mengenai nafkah anak setelah bercerai wajib dilaksanakan dan menjadi suatu tanggung jawab yang tidak boleh diabaikan oleh seorang ayah. Pemahaman tersebut secara garis besar telah sesuai dengan hukum Islam, seperti Al-Qur’an dan hadis. Namun, mengenai kewajiban tersebut sampai saat ini tidak terjalankan dengan baik. Salah satu faktor yang melatarbelakangi tidak terjalannya nafkah setelah bercerai adalah faktor ekonomi.