Penelitian ini mengkaji tentang suatu tradisi yang cukup unik dan menarik pada masyarakat suku Gayo bernama tradisi berguru, berguru dilakukan pada saat sebelum akad nikah, pada acara berguru tersebut ada suatu tradisi pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an sebagai media pengajaran, pembekalan dan pengarahan kepada calon pengantin yang akan menikah, pengajaran dan pembekalan tersebut berisi tentang pedoman dan tata cara membangun rumah tangga. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana rangkaian proses acara berguru dan praktik pembacaan ayat Al-Qur’an didalamnya beserta makna dan tujuan dilaksanakan berguru kepada calon pengantin. Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan (field reseacrh) dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi, adapun teknik yang digunakan dalam menentukan informan adalah teknik Purposive Sampling. Kemudian dianalisis secara deskriptif. Adapun fokus penelitian ini terletak pada pembahasan proses praktik adat berguru dan juga proses pembacaan Ayat-ayat Al-Qur’an beserta tujuan dan hikmahnya. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa adat berguru merupakan tradisi yang wajib dilakukan oleh seluruh masyarakat suku Gayo dan suku yang berdomisili di dataran tinggi Gayo yang akan melaksanakan pernikahan dengan rangkaian proses dari Igurui, Igurun dan Berguru, tradisi yang sangat penting dan harus memakai seluruh perangkat desa, ayat Al-Qur’an dibacakan pada proses ejer muarah sebagai media pengajaran dan arahan kepada calon pengantin, ayat yang dibacakan terbagi dua dengan ayat umum membahas pernikahan dan ayat khusus dibacakan dan terarah kepada calon pengantin