Anak disleksia merupakan individu yang mengalami kesulitan belajar dalam memahami bahasa, termasuk pengenalan dan pengejaan huruf. Karakteristik anak disleksia dapat dikenali seperti kesulitan mengenal kata baru, sulit membedakan huruf saat menulis, dan sulit mengeja huruf dengan tepat. Solusi dalam mengatasi permasalahan adanya pengembangan media berbasis video animasi motion graphic untuk stimulus dan auditori pada anak disleksia. Media pembelajaran berbasis video animasi motion graphic dikembangkan sesuai capaian pembelajaran anak disleksia pada materi indentitas diri sebagai media pendukung pembelajaran yang digunakan pada proses pembelajaran berlangsung di SLB BUKESRA Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain media pembelajaran video animasi motion graphic, untukmenganalisis hasil uji kelayakan terhadap media pembelajaran video animasi motion graphic untuk stimulus dan auditori pada anak disleksia kelas VI di SLB BUKESRA Banda Aceh. Metode penelitian ini adalah Research and Development dengan model yang dikembangkan oleh M. Alessi dan Trollip menggunakan tiga tahapan yaitu perencanaan, desain, dan pengembangan. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar validasi uji kelayakan media dan materi dengan menggunakan rumus persentase. Media video animasi dikembangkan dengan menggunakan aplikasi canva. Hasil penelitian uji kelayakan media video animasi motion graphic, memperoleh persentase 73% dengan kategori layak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis video animasi motion graphic dengan kategori sangat positif dalam meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung pada anak dislesksi di SLB BUKESRA Banda Aceh.