Penelitian ini mengkaji tentang suatu tradisi pembacaan ayat Al-Qur’an pada saat proses pengajian yang terletak di Desa Mongal Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah. Ayat yang dibacakan merupakan QS.Ṭāhā ayat 25-28 yang dibacakan sebagai do’a belajar. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana tradisi pembacaan QS. Ṭāhā ayat 25-28 di pengajian Desa Mongal Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah serta pemahaman masyarakat pengajian Desa tersebut mengenai ayat tersebut yang dibacakan sebagai do’a. Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan (field reserch) dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui Teknik wawancara dan observasi, kemudian dianalisis secara deskriptif. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi pembacaan QS. Ṭāhā ayat 25-28 sebagai do’a pada masyarakat di pengajian Desa tersebut dilatar belakangi oleh masyarakat pengajian yang mengalami kesulitan saat dalam proses pengajian. Pembacaan diterapkan oleh masyarakat ketika memulai pembelajaran dan juga di tengah-tengah pembelajaran pada saat murid mengalami kesulitan saat berlangsungnya pengajian. Masyarakat pengajian mengetahui kandungan dan kisah Nabi Musa di balik QS. Ṭāhā ayat 25-28, namun tidak semua masyarakat memahami bahwa ayat-ayat tersebut memiliki makna yang lebih luas di dalamnya, sehingga ayat ini dapat diaplikasikan dalam banyak situasi. Ayat tersebut menunjukkan pentingnya berdoa kepada Allah Swt untuk memohon kemudahan, ketenangan hati, dan kemampuan berbicara, tidak saat dihadapi oleh manusia-manusia yang keji saja seperti Fir’aun, namun juga dapat diamalkan pada situasi lainnya dalam sehari-hari seperti saat dalam pembelajaran dan pengajian.