Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana sistem jual beli kelapa sawit diterapkan di Gampong Seuneubok Padang, dengan fokus pada penetapan harga dan standar kualitas buah. Sistem yang diterapkan melibatkan agen dan pabrikan yang menetapkan harga berdasarkan kualitas sawit, di mana harga sawit kualitas rendah jauh lebih rendah dibandingkan kualitas sedang dan super. Untuk sawit brondolan, harga yang diterapkan sama dengan kualitas sedang dan super, tetapi tetap lebih rendah dibandingkan harga pabrik. Penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip kejujuran dalam penetapan harga dan dukungan dari pemerintah melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Jaya telah berkontribusi pada kesejahteraan petani. Namun, petani menghadapi berbagai tantangan seperti fluktuasi harga, mahalnya biaya input seperti pupuk dan obat-obatan, serta keterbatasan infrastruktur yang mempengaruhi proses panen dan distribusi. Penelitian ini mengindikasikan bahwa penerapan sistem jual beli sesuai dengan prinsip syariah, disertai dengan upaya internal dan eksternal yang mendukung, memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan petani di daerah tersebut. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun terdapat hambatan, sistem yang diterapkan mampu mendukung dan meningkatkan kesejahteraan petani dalam konteks lokal.