Rapa’i adalah alat musik pukul sejenis gendang yang digunakan oleh kaum sufi dari Arab sebagai media dakwah dan zikir di Aceh, kemudian Rapa’i terakulturasi dengan budayan masyarakat Aceh sehinga terciptanya kesenian tradisional Aceh yaitu Rapa’i Debus. Salah satu desa yang melakukan perubahan terhadap kegunaan Rapa’i adalah desa Indra Damai Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah awal masuk Rapa’i dan perubahan apa saja yang terjadi dalam Rapa’i di awal kemunculan dengan yang sekarang di desa Indra Damai Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dan penelitian lapangan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, informan penelitian, dan dokumentasi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research). Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu memilah-milah menjadi suatu yang dapat dikelola, menemukan hal yang penting untuk dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Hasil dari penelitian ini adalah pertama Rapa’i masuk ke Desa Indra Damai di bawa oleh salah satu murid Syekh Abdul Qadir Djailani yang bernama Tgk Syeikh Nyak Gam, beliau adalah salah seorang dari kelompok Syeikh 12, kedua perubahan yang terjadi yaitu Rapa’i digunakan sebagai media dakwah dan zikir diubah menjadi kesenian Rapa’i Debus, syair yang dilantunkan berbahasa Arab diubah kedalam bahasa Aceh, terciptanya ritual ngadap dan piasan.