Berdasarkan hasil observasi di MIN 17 Aceh Selatan diperoleh informasi bahwa pada proses pembelajaran berlangsung sumber belajar yang digunakan oleh guru hanya terbatas pada buku paket saja, dan belum menggunakan sumber belajar atau bahan ajar yang lain. Peneliti menemukan permasalahan kurangnya ketersediaan sumber belajar atau bahan ajar untuk menjelaskan materi piktogram dan diagram batang. Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengembangkan bahan ajar berbasis problem solving pada kelas IV di MIN 17 Aceh Selatan (2) Untuk menilai kelayakan bahan ajar berbasis problem solving pada kelas IV di MIN 17 Aceh Selatan dan (3) Untuk menilai kepraktisan bahan ajar berbasis problem solving pada kelas IV di MIN 17 Aceh Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan metode Reseach and Development (R&D) dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri dari 5 tahap yaitu: analisis (analysis), desain (design) pengembangan dan pembuatan produk (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Maka, hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis problem solving layak digunakan dengan persentase 97,23% dari ahli media, 88,33% dari ahli materi dan 86,32% dari ahli bahasa. Sedangkan data uji kepraktisan oleh guru memperoleh skor 100% dengan kriteria sangat praktis. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bahan ajar matematika berbasis problem solving dapat diterapkan pada proses pembelajaran dan sangat layak dikembangkan lebih lanjut.