Aceh merupakan provinsi yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera dengan kekayaan budaya dan sejarah serta pemandangan alam yang memukau. Salah satunya Kabupaten Aceh Besar yang menyimpan segudang potensi wisata yang indah dan beragam. Namun, sektor pariwisata di Kabupaten tersebut menghadapi berbagai tantangan, di antaranya minimnya tingkat kunjungan wisatawan akibat kurangnya promosi wisata yang efektif, infrastruktur yang kurang memadai, serta stigma negatif yang masih berkembang di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya promosi dan hambatan atau tantangan Agam Inong Aceh Besar selaku ikon penggerak wisata Aceh Besar dalam meningkatkan daya tarik wisata Aceh Besar. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori difusi inovasi yang dikemukakan oleh E.M. Rogers pada tahun 1962 untuk melihat peran Agam Inong Aceh Besar dalam mempromosikan dan meningkatkan wisata di Aceh Besar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Agam Inong Aceh Besar berperan dalam upaya promosi wisata Aceh Besar, di antaranya Bukit Siron dan Air Terjun Malaka. Namun, promosi dilakukan hanya dalam beberapa postingan dan Reels Instagram official Agam Inong Aceh Besar, @dutarayeuk. Adapun hambatan yang ditemui oleh Agam Inong Aceh Besar adalah kurangnya dukungan masyarakat setempat, keterbatasan anggaran dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan promosi, serta kurangnya waktu dalam berkegiatan oleh masing-masing Agam Inong Aceh Besar. Berdasarkan teori difusi inovasi, Agam Inong Aceh Besar hanya memanfaatkan beberapa fitur media sosial Instagram dan cenderung kurang aktif mengoperasikannya, sehingga Agam Inong Aceh Besar dinilai belum optimal dalam menciptakan gaya baru dalam promosi wisata. Penggunaan narasi postingan yang kurang menarik dan minimnya penggunaan tagar yang relevan menjadi kendala lain yang menghambat kegiatan promosi. Peneliti berharap, Agam Inong Aceh Besar sebagai representasi wisata di Aceh Besar dapat terus berinovasi dalam mempromosikan wisata Aceh Besar dengan memanfaatkan berbagai platform digital, menjaga komunikasi yang baik dengan pemerintah sebagai pemangku kebijakan, serta memupuk hubungan baik dengan masyarakat setempat.