Shalat adalah salah satu rukun Islam yang kedua setelah syahadat yg wajib di kerjakan bagi setiap muslim dan memiliki tata cara yang detail, termasuk takbiratul ihram sebagai tanda dimulainya shalat. Ada berbagai pendapat di kalangan ulama mengenai cara mengangkat tangan dan volume suara saat mengucapkannya, yang mencerminkan keragaman interpretasi dalil. Perbedaan pendapat ini sering menimbulkan kebingungan di kalangan umat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengurangi fanatisme dengan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang takbiratul ihram. Masalah yang diangkat dalam skripsi ini meliputi kesepakatan dan perbedaan pendapat ulama tentang takbiratul ihram, metode istinbat ulama, dan sebab-sebab perbedaan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian hukum normatif atau library research serta pendekatan komparatif. Data diperoleh dari kitab-kitab fiqih dan hadis seperti Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tarmizi, Sunan Ibnu Majah, Kitab Al-Umm, Kitab Safinatu Najah, Matan Abu Syuja, Fiqh Sunnah, Al-Majmu’ Syarah Al- Muhazdzab, dan Bidyatul Mujtahid, serta berbagai karya tulis dan literatur relevan. Teknik analisis data kualitatif digunakan untuk mengolah data sehingga menghasilkan pemahaman yang komprehensif mengenai takbiratul ihram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ulama sepakat mengangkat tangan saat takbiratul ihram adalah sunnah, tetapi berbeda pendapat mengenai tingginya (setinggi pundak atau telinga) dan volume suara (keras atau pelan). Perbedaan ini disebabkan oleh metode istinbat hukum yang berbeda dalam memahami hadis-hadis. Pendekatan komparatif membantu mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan serta kesamaan di antara berbagai pandangan ulama, memberikan wawasan yang lebih mendalam dan objektif.