Risiko yang ditanggung oleh pihak hotel di Sabang akibat pembatalan reservasi oleh konsumen menjadi krusial karena akan menggerus pendapatan hotel dan berpotensi mengakibatkan kerugian finansial. Meskipun pihak manajemen hotel telah mengharuskan pembayaran deposit saat reservasi, namun pembatalan tetap terjadi dan menimbulkan konflik antara konsumen yang berhak membatalkan reservasi dan pihak hotel yang dirugikan. Permasalahan penelitian ini yaitu, Bagaimana pihak manajemen hotel Kota Sabang mengantisipasi pembatalan sewa hotel secara sepihak oleh konsumen, bagaimana pihak hotel melakukan penyelesaian kerugian akibat pembatalan sepihak dan tinjauan akad ijārah ‘ala al-manāfi’ atas pertanggungan risiko akibat pembatalan penyewaan hotel. Untuk mendapatkan data yang objektif dan valid, penulis menggunakan desain penelitian dengan pendekatan normatif sosiologis, jenis penelitian kualitatif, dan teknik pengumpulan data dengan wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan manajemen hotel menerapkan cancelation fee atau biaya pembatalan berdasarkan waktu pembatalan, dengan biaya yang dikenakan tersebut dapat menutupi sebagian cost akibat pembatalan yang dilakukan mendekati tanggal reservasi dan disepakati antar para pihak, serta meminimalisir risiko dengan menerapkan kebijakan down payment (panjar) sebagai bentuk konsistensi dan komitmen tamu terhadap perjanjian reservasi yang telah disepakati. Perspektif akad Ijārah ‘Ala al-Manāfi’, musta’jir wajib menanggung risiko yang timbul dari pekerjaan yang dilakukan oleh mu’jir, dengan syarat risiko tersebut harus timbul secara alamiah dan konteks Ijārah ‘Ala al-Manāfi’.