Aceh bagian barat selatan kaya akan sumber daya alam yang berpotensi besar bagi pembangunan berkelanjutan, namun pengelolaannya harus bijaksana agar tidak merusak lingkungan. Eksploitasi sumber daya oleh pihak resmi seperti PT Agincourt Resource dan PT ANTAM membawa manfaat ekonomi namun juga berdampak negatif seperti kerusakan lingkungan dan sosial. Kasus di Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan, menunjukkan konflik akibat aktivitas penambangan ilegal dan resmi, seperti PT Beri Mineral Utama, yang mencemari Sungai Menggamat menggunakan bahan kimia berbahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang melatar belakangi penyebab konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan tambang emas PT Beri Mineral Utama, bentuk-bentuk konflik dan dampak konflik. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan mengangkat data dari lapangan dan mencari data atau informasi di Kemukiman Menggamat, Kluet tengah Aceh selatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Konflik antara masyarakat Menggamat, Kluet Tengah, Aceh Selatan, dan PT Beri Mineral Utama (BMU) disebabkan oleh ketidakjelasan perizinan, dampak lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat yang diabaikan dan konflik laten ini kemudian berubah menjadi konflik manifes yang diekspresikan secara terbuka oleh masyarakat, seperti demonstrasi, pernyataan sikap, dan penolakan terhadap surat dukungan, dampak dari konflik ini sangat luas dan kompleks, mencakup aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan bahkan politik