Poligami adalah seorang laki-laki yang beristri lebih dari satu. Dalam hukum islam, poligami merupakan suatu proses kepemimpinan seorang laki-laki atau suami dalam rumah tangganya. Apabila seorang suami yang poligami tidak mampu melaksanakan prinsip keadilan dalam rumah tangga, ia mungkin tidak dapat melaksanakan keadilan jika menjadi seorang pemimpin dimasyarakat. Meskipun poligami sebagaimana disyariatkan dalam Islam memiliki tujuan yang baik, namun pada praktiknya justru menimbulkan berbagai dampak. Begitu pula praktik poligami yang ada di Gampong Lot Kala yang menarik untuk dikaji, dimana praktik poligami yang terjadi di desa tersebut terindikasi belum memperhatikan syariat yang telah mengaturnya. Oleh karena hal tersebut, penelitian ini berisi tentang kajian mengenai dampak yang timbul dan adanya indikasi ketidakharmonisan rumah tangga setelah terjadinya poligami. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan jenis penelitian kualitatif. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah berasal dari data primer dan data sekunder, menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode studi kepustakaan dan wawancara. Yang mana hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kasus poligami yang dilakukan terjadi tanpa adanya persetujuan istri yang tentunya tidak sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan mengenai syarat berpoligami yakni adanya persetujuan istri. Dari keseluruhan. kasus poligami dapat diketahui bahwa pelaku poligami kurang dapat berlaku adil dalam berbagai hal. Dimana hal tersebut tidak sesuai dengan Pasal 55 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam tentang syarat berpoligami adalah keharusan berlaku adil serta tidak mencerminkan perilaku adil sebagaimana yang terdapat dalam Al Qur'an Surat An Nisa ayat 3. Berbagai dampak muncul dalam keluarga yang berpoligami terutama dampak negatif yang lebih mendominasi sehingga memunculkan berbagai permasalahan baru, sehingga dengan adanya praktik poligami secara jelas mempengaruhi keharmonisan rumah tangga.