Penggunaan alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP) dalam transaksi jual beli telah berkembang pesat seiring dengan inovasi teknologi, termasuk dalam perdagangan bahan bakar minyak (BBM) eceran menggunakan mesin Pertamini. Namun, legalitas dan akurasi takaran mesin Pertamini masih menjadi permasalahan karena tidak ada pengukuran dari UPTD Metrologi legal dan berpengaruh kepada kepastian legalitas takaran. Ketidaksesuaian takaran ini tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga menimbulkan unsur gharar dalam transaksi jual beli, sehingga penting untuk mengkaji legalitas takaran standar satuan literan pada mesin Pertamini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Bagaimana legalitas takaran untuk standar satuan literan di Pertamini untuk transaksi pembelian minyak secara eceran, bagaimana pemahaman pihak penjual bahan bakar minyak eceran terhadap legalitas takaran untuk standar satuan literan pada mesin Pertamininya, bagaimana keabsahan penggunaan alat ukur pada mesin pengisian bahan bakar minyak untuk transaksi pembelian minyak secara eceran dalam perspektif fiqih muamalah . Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analisis. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin Pertamini belum memenuhi standar akurasi dan legalitas yang ditetapkan pemerintah. Penjual BBM eceran juga memiliki pemahaman yang terbatas mengenai pentingnya legalitas takaran. Dari perspektif fiqih muamalah, ketidaksesuaian takaran dianggap sebagai bentuk kecurangan yang bertentangan dengan prinsip keadilan dalam jual beli