Stunting (kerdil) akibat terhambat pertumbuhan sudah menjadi masalah dunia, termasuk di Indonesia, itu menjadi masalah karena anak-anak merupakan cikal bakal atau bibit warga negara selanjutnya. Jika kualitas generasi penerus tidak baik, maka masa depan bangsa juga akan terpengaruh. Di Aceh angka stunting masih sangat tinggi dibandingkan dengan di provinsi lain, itu menyebar dari perkotaan hingga ke pedesaan, sebagai contoh di desa (Gampong) Lae Motong terdapat 12 anak stunting berbanding dengan 135 (9%) dari jumlah balita di Gampong Lae Motong. Berdasarkan kenyataan ini, peneliti bermaksud untuk meneliti dan menjelaskan mengapa angka stunting di Gampong Lae Motong masih tinggi? Dan bagaimana pula peran pemerintah dalam mengatasi ini. Untuk menemukan itu, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan cara mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penyebab stunting di Gampong Lae Motong diantaranya ialah : a) kurangnya asupan makanan bergizi, b) penyakit infeksi, c) pola asuh, d) sanitasi yang buruk dan akses air bersih yang terbatas, e) ekonomi, f) pendidikan. Adapun peran pemerintah desa, baru sekedar memberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan dan memberikan edukasi kepada masyarakat yang menurut pengamatan peneliti itu belum cukup. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada pemerintah dan siapa saja yang bisa membantu untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi balita, membangun akses sarana dan prasarana kesehatan, diantaranya adalah air bersih.
Kata Kunci : Stunting, Gizi, Balita, Peran Pemerintah