Partai Aceh (PA) sebagai partai lokal di Aceh memiliki peran signifikan dalam politik daerah, tetapi jumlah kursi yang diperoleh terus menurun sejak Pemilu 2009. Partai Aceh berhasil memenangkan 50% kursi DPRK pada periode 2014-2019 di Kabupaten Aceh Jaya, namun persaingan politik lokal semakin ketat. PA menggunakan berbagai strategi komunikasi, seperti kegiatan sosial, media sosial, dan kampanye visual, untuk memperkuat dukungan. Namun, tantangan seperti persaingan politik, isu-isu lokal yang kompleks, serta dinamika sosial dan budaya yang beragam menjadi hambatan. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perubahan elektabilitas Partai Aceh (PA) dan strategi politik yang diterapkan untuk meningkatkan dukungan masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya pada Pemilu 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Aceh Jaya. Penelitian ini juga menggunakan teknik sampling berupa purposive sampling dengan subjek penelitian adalah 5 orang pengurus Partai Aceh Kabupaten Aceh Jaya yang terdiri dari ketua partai dan anggotanya. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi serta dilakukan analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Partai Aceh (PA) di Kabupaten Aceh Jaya mengalami penurunan elektabilitas dari Pemilu 2014, di mana mereka memperoleh 10 kursi, menjadi hanya 7 kursi pada Pemilu 2019, akibat masalah keuangan, manajemen internal, dan koordinasi yang kurang baik. Menjelang Pemilu 2024, PA fokus memperbaiki strategi dengan memilih calon legislatif yang tepat, menghidupkan kembali program pro-rakyat, memperkuat hubungan dengan pemerintah daerah, dan memanfaatkan media sosial untuk menjangkau pemilih muda. Dengan kampanye yang lebih terbuka dan pengelolaan logistik yang baik, PA berupaya mempertahankan dukungan meskipun persaingan politik semakin ketat.