Masjid ramah anak memiliki peran penting sebagai ruang ibadah sekaligus tempat yang aman dan edukatif bagi perkembangan anak, mengajarkan nilai-nilai agama sejak dini dalam lingkungan yang mendukung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi Masjid Baitussalihin, Ulee Kareng menuju penerapan konsep Masjid Ramah Anak. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan Badan Kemakmuran Mesjid Baitussalihin. Data yang peroleh akan dianalisis secara triangulasi melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Masjid Baitussalihin di Banda Aceh dirancang dengan konsep ramah anak, terlihat dari arsitektur, fasilitas, dan sarana yang memperhatikan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan anak. Badan Kemakmuran Masjid (BKM) memiliki persepsi positif terhadap konsep ini, dibuktikan dengan pemahaman dan komitmen mereka dalam menyediakan fasilitas dan solusi inovatif, seperti area bermain semi-terbuka dan pembentukan komunitas MRA. Meski demikian, BKM menghadapi kendala seperti keterbatasan ruang dan resistensi dari sebagian jamaah yang belum memahami manfaat konsep tersebut.