Pembinaan akhlaqul karimah musyrif telah banyak diterapkan di pondok pesantren, termasuk di Pondok Pesantren Modern Al-Manar Aceh Besar. Namun, masih ditemukan musyrif yang kurang menunjukkan kepedulian dalam berakhlaqul karimah terhadap santri, terutama dalam mengontrol, mengelola, dan interaksi dengan para santri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran musyrif dalam pembinaan akhlaqul karimah santri, faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi, serta upaya musyrif dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Sumber data primer berasal dari kepala musyrif dan ketua organisasi santri, sedangkan data sekunder meliputi literatur dari sumber internal, internet, perpustakaan, dan lembaga pendidikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa musyrif memiliki peran penting sebagai pembimbing, pengawas, motivator, fasilitator, dan pengelola perkembangan santri baik secara formal maupun informal. Faktor penghambat meliputi ketidakpatuhan santri terhadap aturan pesantren, pengaruh negatif media sosial saat berada di luar pesantren, serta kurangnya dukungan dari orang tua. Sementara itu, faktor pendukung mencakup pelaksanaan seminar dengan menghadirkan motivator, dukungan orang tua, serta kerja sama dengan dewan guru. Dalam mengatasi hambatan tersebut, musyrif memberikan sanksi berdasarkan kategori pelanggaran, yaitu pelanggaran ringan, sedang, dan berat. Hasil ini menunjukkan bahwa keberhasilan pembinaan akhlaqul karimah membutuhkan kolaborasi antara musyrif, orang tua, dan pihak pesantren