Meningkatnya jumlah kasus Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) pada data yang diperoleh dari UPTD Panti Sosial Anak Jroh Naguna menunjukkan perlunya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penegak hukum, pekerja sosial, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, diversi adalah upaya untuk menyelesaikan kasus anak di luar proses peradilan. Tujuan dari penelitian ini, mengetahui peran pekerja sosial pada proses diversi ABH dan tahapan pelaksanaan diversi pada ABH. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial memiliki peran yang signifikan dalam menjalankan proses diversi bagi ABH. Pekerja sosial berperan sebagai sebagai Pemungkin (enabler), Penghubung (mediator), Motivator, dan Pendidik (educator). Selain itu, sosial juga berperan mendampingi selama proses penyidikan hingga proses musyawarah diversi dilakukan. Selanjutnya Tahapan dalam pelaksanaan diversi ABH yaitu tahapan pra diversi, tahapan pelaksanaan diversi dan tahapan pasca diversi. Namun, pekerja sosial dalam menjalankan perannya terdapat hambatan, seperti sulit berkomunikasi dengan orangtua ABH karena sangat tertutup

Kata kunci : Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Diversi, Pekerja Sosial, Sistem Peradilan Pidana Anak