Program SPAB dikembangkan oleh pemerintah Indonesia untuk memastikan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh, memiliki kesiapsiagaan yang memadai dalam menghadapi bencana. SPAB mencakup elemen penting, seperti penguatan infrastruktur sekolah, penyusunan rencana tanggap darurat, pelatihan bagi guru dan siswa, serta integrasi kebijakan pengurangan risiko bencana dalam kurikulum pendidikan. Program ini melibatkan seluruh civitas sekolah dan bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, tangguh, dan peduli terhadap keselamatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SD Negeri 71 Banda Aceh, sebuah wilayah yang rawan bencana alam. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan SPAB di sekolah ini telah berhasil meningkatkan kesiapsiagaan bencana melalui serangkaian kegiatan persiapan, sosialisasi, dan pelatihan komprehensif. Partisipasi aktif siswa, guru, dan staf dalam simulasi bencana secara signifikan meningkatkan kesadaran mereka terhadap prosedur evakuasi, penanganan korban, dan penggunaan alat pertolongan pertama. Oleh karena itu, SPAB perlu diterapkan secara lebih luas, diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah, dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitasnya dalam menciptakan lingkungan sekolah yang tangguh terhadap bencana.SPAB juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pihak sekolah, BPBA, BPBD, dan Forum PRB Aceh untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana. Penelitian ini menegaskan bahwa SPAB adalah langkah strategis untuk mendukung keselamatan warga sekolah sekaligus membangun generasi yang lebih siap menghadapi ancaman bencana di masa depan serta dapat membangun kesadaran kolektif.

Kata Kunci : Implementasi, Kebencanaan, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)