Al-Qur’an mengandung berbagai lafaz yang mencerminkan makna cinta dunia, tidak terbatas pada istilah ḥubb al-dunyā. Lafaz-lafaz tersebut mencakup manusia yang mengutamakan kehidupan dunia dan memiliki beragam konsekuensi pemahaman. Hal ini menarik karena makna setiap lafaz yang mendekati cinta dunia menawarkan dimensi pemahaman yang berbeda. Dalam hal ini, penelitian terdahulu hanya terbatas pada beberapa ayat dan tidak mengspesifikkan cinta dunia tetapi lebih banyak membahas tentang dunia. Maka melalui kajian ini, penulis akan membatasi cinta dunia dengan mengkaji lafaz-lafaz tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna cinta dunia dalam al-Qur’an serta memahami penafsiran para mufassir terhadap ayat-ayat yang membahasnya. Penelitian ini juga menjelaskan kaitan antara penafsiran cinta dunia dengan kehidupan umat manusia di era modern, sehingga dapat memberikan panduan relevan bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan kehidupan saat ini. Penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan dan menggunakan teori pendekatan bayani dan pendekatan reflektif. Hasil penelitian ini empat lafaz dalam al-Qur’an yang mengacu pada cinta dunia yaitu ḥubb al-dunyā, al-‘ājilah, zīnah, dan la’ib wa lahwu. Lafaz-lafaz ini dibagi ke dalam dua kategori. Pertama, cinta dunia secara eksplisit yaitu al-‘ājilah yang merujuk pada sifat dunia yang cepat berlalu, ḥubb al-dunyā yang merujuk pada kecintaan terhadap dunia sebagai objek. Kedua, cinta dunia secara implisit yaitu la’ib wa lahwu merujuk pada sifat yang menggambarkan dunia yang melalaikan serta zīnah merujuk kepada objek yang menggambarkan perhiasan dan kemewahan dunia. Adapun implikasi penafsiran cinta dunia dalam kehidupan modern sebagai berikut, bahaya sifat duniawiyah dan kemewahan berlebihan, penting menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat, ketergesaan dalam mengejar kenikmatan duniawi bertentangan dengan persiapan akhirat dan optimisme dalam memanfaatkan dunia.
Kata Kunci: Cinta dunia, al-Qur’an