Hasil observasi awal penulis di MAN 2 Banda Aceh ditemukan bahwa digitalisasi arsip belum dikelola dengan baik. Indikatornya dapat dilihat dari minimnya penggunaan perangkat lunak kearsipan, rendahnya pemahaman staf mengenai sistem digital, dan belum adanya kebijakan yang jelas mengenai pengelolaan arsip digital. Akibatnya, proses pencarian dan pengarsipan dokumen menjadi lambat, meningkatkan risiko kehilangan data penting, dan menghambat efisiensi kerja staf dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan kearsipan berbasis digital di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banda Aceh, dengan fokus pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengelolaan kearsipan berbasis digital, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasinya. Penelitian ini menggunakan tujuh indikator utama untuk menilai pengelolaan kearsipan digital, yaitu kebijakan dan regulasi, infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, standar dan prosedur kearsipan, keamanan dan privasi data, sistem pencatatan dan pengelolaan arsip, serta evaluasi dan monitoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kearsipan berbasis digital di MAN 2 Banda Aceh sudah berjalan dengan baik dan efisien pada sebagian besar indikator. Meskipun demikian, terdapat beberapa indikator yang meskipun sudah diterapkan, masih belum berjalan secara maksimal, terutama terkait dengan pengembangan sumber daya manusia dan penerapan evaluasi yang lebih sistematis. Kendala utama yang ditemukan dalam implementasi pengelolaan kearsipan digital meliputi keterbatasan anggaran untuk infrastruktur teknologi dan kebutuhan peningkatan pelatihan bagi staf administrasi. Secara keseluruhan, pengelolaan kearsipan digital di MAN 2 Banda Aceh dapat dianggap cukup efektif, meskipun masih perlu perbaikan di beberapa aspek untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelolaan arsip di masa depan.