Menopause adalah fase alami dalam kehidupan setiap wanita yang ditandai dengan penghentian menstruasi dan perubahan hormonal. Meskipun merupakan proses yang wajar, banyak wanita mengalami masa menopause sebagai periode yang penuh tantangan dan kesedihan. Perubahan fisik dan emosional yang terjadi selama menopause dapat memengaruhi kestabilan emosi wanita. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara penerimaan diri dan stabilitas emosi pada wanita menopause di Kecamatan Seunagan, Kabupaten Nagan Raya. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini melibatkan 210 wanita menopause sebagai populasi, dengan 118 wanita sebagai sampel yang diambil menggunakan metode total sampling. Alat ukur yang digunakan terdiri dari skala penerimaan diri dan skala stabilitas emosi. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode korelasi Spearman untuk menentukan hubungan antara kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara penerimaan diri dan stabilitas emosi pada wanita menopause, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,591 dan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Artinya semakin tinggi penerimaan diri maka semakin tinggi pula stabilitas emosi. Sebaliknya semakin rendah penerimaan diri maka semakin rendah pula stablitas emosi pada wanita menopause. Penelitian ini memperoleh sumbangan relatif antara kedua variabel dengan R Squared = 0,350, yang artinya terdapat 35% hubungan penerimaan diri dengan stabilitas emosi, sedangkan 65% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.