Siti Zaviera, 200101036 (2025) Trend Meningkatnya Waria Di Kota Banda Aceh: Masalah Sosial Atau Lemahnya Penegakan Hukum? Trend Meningkatnya Waria Di Kota Banda Aceh: Masalah Sosial Atau Lemahnya Penegakan Hukum?. pp. 1-19. ISSN 3032-5579
![[thumbnail of Trend Meningkatnya Waria Di Kota Banda Aceh: Masalah Sosial Atau Lemahnya Penegakan Hukum?]](https://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
ARTIKEL VIERA.pdf - Submitted Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (321kB)
Abstract
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman, tidak hanya dikenal dengan sukunya yang berjumlah ribuan, juga agama, adat, bahasa, dan banyak kemajemukan lainnya. Secara lumrah, waria tidak memiliki ruang dalam lingkup agama maupun sosial masyarakat, karena kembali kepada pengertian waria itu sendiri yang berada di tengah-tengah antara wanita dan pria, terlebih lagi di negara dengan jumlah keseluruhan penduduk yang diperkirakan mencapai 229,62 juta jiwa, dan 87,2% merupakan pemeluk agama islam, wilayah yang dikenal dengan Islam yang sangatkental sendiri ialah “Bumoe Seramo Mekkah”, Aceh adalah daerah provinsi memiliki sebutan kota serambi mekkah karena sejarah dan adat islamnya yang masih dipertahankan hingga sekarang. Disamping itu Aceh juga mendapat kewenangan hukum istimewa yang mengikat yaitu hukum Islam dengan kewenangan khusus atau biasa disebut dengan qanun. Qanun sendiri masih digunakan hingga saat ini, salah satunya Qanun Aceh Nomor. 6 tahun 2014 yang mengatur tentang hukum jinayat, jinayat ditegakkan untuk menghukum pelaku khalwat, ikhtilath, dan hal zina lainnya yang melanggar hukum islam. Salah satu hal yang sedang marak saat ini adalah kasus liwath atau hubungan badan laki-laki dengan laki-laki atas kerelaan kedua belah pihak, yang dilakukan oleh waria atau dengan perawakan laki-laki seperti biasa. Waria sendiri diartikan dengan penyakit sosial dimana ada rasa kepuasan dan keinginan seorang laki-laki berpenampilan seperti perempuan. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah lebih dalam apakah ada fasilitas hukum istimewa yang diberikan kepada Aceh telah dibuat dan diimplementasikan pada tindakan hukum yang berjalan, serta bagaimana penindakannya hingga saat ini oleh pihak yang ditugaskan.
Kata kunci: Waria, Aceh, Penegakan Hukum, Sosial, Hukum Islam.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | 200 Religion (Agama) 200 Religion (Agama) > 297 Islam 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.5 Hukum Pidana Islam (Jinayat) 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.5 Hukum Pidana Islam (Jinayat) > 2X4.543 Penyimpangan Seksual |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga |
Depositing User: | Siti Zaviera |
Date Deposited: | 18 Jan 2025 05:33 |
Last Modified: | 18 Jan 2025 05:33 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/42674 |