Pemahaman pemilik toko mengenai batas garis sempadan jalan memainkan peran penting dalam menciptakan keteraturan tata ruang, terutama di wilayah perkotaan. Fenomena penggunaan tanah sempadan yang dilakukan oleh para pemilik toko menjadi permasalahan untuk saat ini. Banyak pemilik toko yang memanfaatkan tanah sempadan untuk kepentingan pribadi, padahal tanah sempadan hanya diperuntukkan untuk kepentingan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman pemilik toko tentang ketentuan batas garis area sempadan, pemahaman pemilik toko tentang konsekuensi yang diterima jika memanfaatkan area sempadan dan tinjauan konsep haq al-murur dan PP No. 34 tahun 2006 dapat diimplementasikan terhadap pemahaman pemilik toko tentang area sempadan jalan. Metode yang digunakan menggunakan yuridis sosiologis. Teknik pengumpulan data melalui interview, dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih minimnya pemahaman dan pengetahuan dari para pemilik toko dalam mematuhi aturan yang sudah ditetapkan, baik dari segi aturan hukum maupun dari nilai- nilai Islam dalam konsep haq al murur, sehingga masih banyaknya terjadi pelanggaran, seperti penggunaan area garis sempadan jalan dan garis sempadan bangunan untuk pendirian berbagai bentuk bangunan seperti pemasangan kanopi, kerangkeng, kios, rak jualan, teras, pagar dan material bangunan lainnya yang telah merampas hak-hak pengguna jalan lainnya dan mengakibatkan kemacetan yang disebabkan oleh penggunaan ruas jalan untuk parkir dikarenakan area sempadan telah digunakan oleh pemilik toko untuk kepentingan pribadi. Hal ini tentu telah melanggar hukum karena dapat membahayakan keselamatan dan menimbulkan mudharat bagi pengguna jalan