Raiyani, 200103027 (2025) Hadas Besar Yang Membatalkan Wudhu (Analisis Dalil dalam Kitab Hadis dan Kitab Fiqih). Other thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
![[thumbnail of Hadas Besar Yang Membatalkan Wudhu (Analisis Dalil dalam Kitab Hadis dan Kitab Fiqih)]](https://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Skripsi_Raiyani_PMH.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (6MB)
Abstract
Hadas besar itu suatu keadaan yang menyebabkan seseorang tidak bisa melaksanakan ibadah tertentu. Untuk membersihkan diri dari hadas besar, seorang muslim diwajibkan melakukan mandi besar atau mandi wajib. Sebagian besar umat Islam memahami tata cara bersuci ini. Namun, banyak di antara mereka yang belum mengetahui dalil-dalil yang menjadi dasar perintah bersuci tersebut, mereka hanya menerapkan hal yang sudah menjadi sesuatu yang lumrah atau kebiasaan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari terkhususnya umat muslim. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah Bagaimana dalil hadis yang digunakan ulama mazhab tentang hadas besar? Bagaimana analisis pemilihan dalil yang digunakan ulama mazhab dari kitab hadis tentang hadas besar?. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif yang artinya pendekatan yang dilakukan dengan cara menelaah pendekatan teori-teori, konsep-konsep, mengkaji peraturan perundang-undangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa hadis yang dijadikan dalil antara lain yaitu; hadis dari pada Aisyah Radliyallaahu 'anhu, hadis yang Muttafaq Alaihi, hadits diriwayatkan oleh Dhu N-Nuha, dari Aisyah RA, hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, dan hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, hadis-hadis yang disebutkan tertera di bab 3 dan dirangkum lebih lengkap di bab 2, semua empat mazhab sepakat bahwa hadas besar mengharuskan mandi wajib, prinsip dasar tentang kewajiban mandi setelah hadas besar berdasarkan hadis-hadis ini diterima oleh hampir semua ulama mazhab. Adapun pemilihan dalil oleh Mazhab Hanafi cenderung selektif dalam menerima hadis ahad jika bertentangan dengan qiyas (analogi) atau prinsip umum syariat, Mazhab Maliki mengutamakan amal ahlul Madinah sebagai bentuk ijma', Imam Ahmad menerima hadis dhaif diranah fadhail amal selama tidak ada hadis sahih yang bertentangan, Mazhab Syafi’i menegaskan bahwa hadis sahih, meskipun diriwayatkan oleh satu orang, tetap dapat dijadikan hujjah (dalil) dalam penetapan hukum.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | 200 Religion (Agama) 200 Religion (Agama) > 297 Islam 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.1 Ibadah 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.1 Ibadah > 2X4.11 Bersuci (Taharah) 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.1 Ibadah > 2X4.11 Bersuci (Taharah) > 2X4.113 Membersihkan Hadas Besar |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab |
Depositing User: | Raiyani Raiyani |
Date Deposited: | 20 Jan 2025 07:35 |
Last Modified: | 20 Jan 2025 07:35 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/42841 |