Saat ini anak yang mengalami korban kekerasan terus meningkat, namun sebagian anak tidak dilakukan pembinaan, padahal anak korban kekerasan tersebut mengalami tekanan mental yang mengakibatkan moralnya tidak lagi terkontrol, oleh karena itu dibutuhkan asuhan yang baik oleh pihak keluarga dan masyarakat. Seperti yang terlihat di Aceh Besar yang dilakukan oleh pihak YAKESMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya pengasuh dalam membina moral anak korban kekerasan, dampak pembinaan terhadap perilaku anak korban kekerasan serta faktor pendukung dan penghambat pembinaan anak korban kekerasan di YAKESMA. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian lapangan (Field research. Informan penelitian terdiri dari pimpinan YAKESMA Gampong Lambateung, petugas pembina anak anak korban kekerasam YAKESMA dan anak korban kekerasan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya pengasuh dalam membina moral anak korban kekerasan di YAKESMA dilakukan dengan memberikan pembinaan saat berada di lingkungan YAKESMA, melakukan kontrol terhadap anak saat berada di lingkungan masyarakat, memberikan materi terkait moral dengan bimbingan akidah, ibadah dan bidang akhlak. Dampak pembinaan terhadap perilaku anak korban kekerasan ialah terbentuknya perilaku berkata jujur, berbuat benar, berlaku adil dan berani dikalangan anak korban kekerasan yang sudah terganggu psikisnya kembali dapat menemukan jati dirinya dan tidak lagi merasa direndahkan harga dirinya dan menguatnya kesasaran anak akan pentingnya pengetahuan agama Islam. Faktor pendukung pembinaan anak di YAKESMA pendamping yang kompeten, kerjasama antar panti, keluarga, masyarakat ataupun pihak kepolisian. Sedangkan faktor penghambat tidak adanya ahli psikologi atau psikiater di yayasan sehingga perdampingan tidak maksimal.