Badan Usaha Milik Gampong atau Desa (BUMG) adalah badan usaha yang secara administratif dibentuk oleh kebijakan pemerintah Gampong. Keberadaan BUMG ini sangat penting untuk meningkatkan pendapatan asli gampong, dengan begitu pembangunan desa dapat direalisasikan untuk menyejahterakan warga masyarakat setempat. Namun demikian, pengembangan BUMG memerlukan adanya strategi yang baik. Penelitian ini secara khusus meneliti strategi pengembangan BUMG di Gampong Gue Gajah Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Aspek yang hendak diteliti dalam kajian ini adalah bagaimana langkah-langkah strategis dalam pengembangan BUMG Gampong Gue Gajah, aspek tantangan dan hambatannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara, sementara analisis penelitian ini bersifat deskriptif. Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa langkah-langkah strategi yang dilaksanakan oleh perangkat gampong serta pengelola di dalam pengembangan BUMG Gampong Gue Gajah dengan memuat empat langkah, dimulai dari awal perencanaan hingga pada tahapan realisasi di lapangan, yaitu merencanakan pembentukan BUMG Gue Gajah, penentuan pengurus, penentuan produk dan unit usaha yang dijalankan, serta langkah realisasi pengelolaan BUMG. Aspek-aspek strategi yang berkaitan dengan langkah pengembangan BUMG Gampong Gue Gajah ialah aspek pemilihan lokasi atau tempat unit usaha BUMG, aspek inovasi produk, aspek sumber daya, aspek penggunaan media sosial, dan aspek pemberian layanan kepada masyarakat. Hanya saja, dari keseluruhan aspek realisasi strategi tersebut, terdapat beberapa hal yang belum atau kurang maksimal, yaitu pemilihan tempat lokasi yang relatif berdekatan dengan pusat pasar, aspek inovasi produk yang kurang bervariasi dan relatif umum serta mudah untuk diakses di pasar-pasar. Tantangan dalam pengembangan BUMG Gampong Gue Gajah adalah persaingan usaha, hambatan pengembangannya adalah kurangnya modal atau anggaran BUMG. Selain itu, masyarakat kurang responsif dan cenderung kurang partisipatif, berikut dengan hambatan terhadap produk yang dipasarkan di unit usaha BUMG. Untuk itu, pemerintah gampong beserta pengelola BUMG hendaknya lebih inovatif dalam memilih produk dan lokasi yang menjadi unit usaha yang dikembangkan di BUMG