Nusyûz dalam perkawinan biasanya ditujukan kepada istri yang tidak menjalankan kewajibannya terhadap suami. Namun Nusyûz juga bisa dilakukan oleh suami, seperti tidak memberi nafkah, melakukan kekerasan fisik dan psikis misalnya bersikap sembarangan, tidak serius dalam mencari nafkah, acuh tak acuh, memandang rendah terhadap istri yang berakibat istri tidak nyaman. Ketika suami atau istri merasa tidak dapat menangani masalah rumah tangga maka pasangan bisa meminta bantuan pihak luar untuk membantu menyelesaikan perselisihan diantaranya ke Kantor Urusan Agama (KUA) yang dapat memediasi pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertama, bentuk-bentuk kasus Nusyûz suami, kedua, Menganalisis mekanisme mediasi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis Yuridis Empiris, termasuk kategori kualitatif yaitu, hasil wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ialah bentuk-bentuk kasus suami Nusyûz yang dilaporkan istri lebih banyak masalah nafkah lahir (ekonomi) disebabkan suami belum mengetahui dengan baik tugas dan tanggung jawabnya. Sementara istri yang bekerja dan mempunyai penghasilan sendiri tetap mengharapkan suami menafkahi dirinya. Kasus kedua adalah kekerasan fisik dan psikis yang menjadi salah satu laporan dari istri. Mekanisme mediasi penyelesaian kasus suami Nusyûz di KUA dilakukan setelah istri datang melapor dan pihak KUA akan menyurati suami untuk datang