Kota Banda Aceh merupakan salah satu kota yang memiliki masalah kekumuhan dimana setiap tahunnya terus mengalami peningkatan jumlah penduduk. Ibukota dari provinsi Aceh ini menjadi pusat pemerintahan. Kawasan kumuh di Kota Banda Aceh dengan tingkat kekumuhan paling tinggi menurut dinas PUPR adalah Desa Deah Raya, yang berada di kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi yang tepat dalam penanganan permukiman kumuh di Desa Deah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh menggunakan analisa SWOT. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana hasil dari analisis tersebut akan digunakan dalam analisis SWOT untuk menentukan strategi penanganan permukiman kumuh. Penelitian ini berlokasi di Desa Deah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Adapun yang menjadi objek dari penelitian ini adalah Permukiman Kumuh yang berada di Desa Deah Raya khususnya di dusun Nek Bayan dan Chik Musa. Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Data penelitian ini merupakan hasil pengamatan di lapangan, melalui dokumentasi yaitu mengumpulkan data yang berhubungan dengan permukiman kumuh di Desa Deah Raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekumuhan di wilayah studi adalah kumuh sedang yang penyebab utama kekumuhan yaitu kondisi kualitas drainase yang tidak mampu menampung aliran air limbah dari rumah warga. Sebagian besar drainase yang ada rusak ringan hingga sedang. Hal ini juga menyebabkan terjadinya genangan air di sebagian besar wilayah dengan drainase rusak tersebut. Selanjutnya, Desa Deah Raya juga terkategorikan sebagai kumuh sedang karena ketidaksesuaian lebar jalan yang ada untuk mobilitas mobil pemadam kebakaran. Berdasarkan beberapa pertimbangan termasuk tingkat kekumuhan, pertimbangan lain dan legalitas lahan maka konsep penataan yang diterapkan pada wilayah studi adalah peremajan. Program-program penataan di wilayah studi berupa program penataan fisik dan program non fisik. Gabungan kedua pendekatan tersebut diperlukan untuk mewujudkan harapan meningkatkan kualitas kawasan permukiman kumuh yang lebih efektif dan efisien.