Enzim selulase memiliki kemampuan untuk mendegradasi gula pereduksi, sehingga dapat digunakan dalam produksi produk pangan. Tanaman akasia merupakan tanaman hutan industri utama di Indonesia, bagian tanaman akasia yang dapat dimanfaatkan adalah serasah. Fungi selulolitik dapat mengurai selulosa dan menghasilkan selulase yang akan dirombak menjadi molekul yang lebih sederhana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fungi selulotik dari serasah akasia (Acasia mangium), aktivitas enzim selulase pada daun serasah akasia yang dipengaruhi oleh fungi selulolitik dan kondisi optimum pH dan suhu terbaik dari aktivitas enzim dari serasah akasia. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan mengidentifikasi fungi selulolitik yang terdapat pada serasah akasia, dan metode kuatitatif berupa pengukuran pertumbuhan fungi, menentukan waktu inkubasi optimal, dan pengukuran aktivitas enzim selulase. Hasil identifikasi didapatkan 5 isolat fungi selulolitik yang mendegradasi selulosa. Fungi selulolitik dengan kode isolat FS1 termasuk genus Mucor sp., FS2 termasuk genus Alternaria sp., FS3A termasuk genus Acremonium sp., FS3B termasuk genus Clasdoporium dan FS4 termasuk genus Rhizopus sp. Terdapat 2 hasil uji zona bening terbaik pada media CMC yaitu FS1 dengan nilai indeks selulolitik 1,29 dan FS2 dengan nilai indeks selulolitik 1,05. Serta aktivitas enzim bagi fungi FS1 (Mucor sp.) mencapai 0,266 U/mL dan nilai aktivitas spesifik enzimnya mencapai 0,0650 U/mg dengan kondisi optimum pH 5,0 dan suhu 30 ˚C. Dan Aktivitas enzim bagi fungi FS2 (Alternaria sp.) mencapai 0,301 U/mL, dengan nilai aktivitas spesifik enzimnya mencapai 0,0697 U/mg dengan kondisi optimum pH 6.0 dan suhu 40 ˚C.