Praktik bullying yang terjadi di beberapa Dayah terpadu di Aceh menunjukkan belum tertanamnya karakter yang baik di kalangan peserta didik. Lembaga Pendidikan Islam yang semestinya memberikan contoh karakter yang baik justeru yang terjadi sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pencegahan, penanganan dan pemulihan bagi korban bullying. Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara, penyebaran angket, dokumentasi dan studi literatur bahan yang terdapat di perpustakaan. Lokasi penelitian dilakukan di Dayah Jeumala Amal dengan alasan sebagai Dayah terpadu representatif di Pidie Jaya dan juga dari kasus yang terjadi. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif terhadap data yang diperoleh baik di lapangan dan di perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di bullying yang terjadi di Dayah Jeumala Amal yaitu bullying verbal dan non verbal. Dayah Jeumala Amal telah melakukan berbagai strategi pencegahan, penanganan dan pemulihan bullying secara terukur. Pencegahan dilakukan dengan cara yaitu, Pertama, penanaman nilai karakter bagi anak. Kedua, membangun sikap saling menghormati dan menghargai sesama santri. Ketiga, menyusun media campaign dalam bentuk spanduk dan standing banner di lingkungan Dayah. Keempat, perumusan sanksi yang tegas kepada pelaku bullying. Penanganan dilakukan dengan cara memberikan pengawasan kepada pelaku dan korban supaya tidak mengulangi perbuatannya, memanggil orang tua jika sudah berulang kali dilakukan dan memberikan nasehat kepada pelaku. Upaya pemulihan bagi korban yang dilakukan adalah dengan memberikan motivasi dan Penguatan kepada anak korban bullying serta melatih keberanian agar tidak

dipandang rendah oleh teman-temannya. Novelty sebagai kebaruan dari penelitian ini yaitu partisipasi stakeholder secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan mencegah praktik bullying. Bullying dapat diselesaikan jika semua pihak, baik dari pimpinan, guru, tenaga kependidikan dan santri itu sendiri untuk ikut mendukung mencegah praktik bullying. Selain itu, pengawasan secara ketat harus diberikan agar praktik bullying dapat terdeteksi sejak dini sebelum peristiwa terjadi.