Aplikasi TikTok merupakan salah satu platform sosial media yang berisi hiburan. Namun aplikasi ini juga menyediakan layanan fitur shopping (TikTok Shop) yang dapat diakses konsumen dalam proses jual beli secara online. Salah satu transaksi pembayaran produk dapat dilakukan dengan mekanisme cash on delivary (COD). Hanya saja, konsumen sering mengalami kerugian atas ketidaksesuaian yang ada dalam TikTok Shop dengan barang yang diterima konsumen. Untuk itu, masalah yang dikaji adalah bagaimana bentuk perlindungan konsumen dalam UU Nomor 8 tahun 1999 terhadap sistem transaksi COD dan Transaksi Jual Beli? Bagaimana cara memperoleh perlindungan konsumen dalam jual beli di TikTok Shop dengan sistem COD? Penelitian ini termasuk penelitian yuridis-normatif, jenis penelitian ini ialah kajian kepustakaan (library research). Temuan penelitian menunjukkan bahwa bentuk perlindungan konsumen yang diatur dalam UUPK bersifat umum (lex generalis), sehingga aturan umum tersebut berlaku di dalam proses jual beli melalui aplikasi TikTok Shop dengan sistem COD. Adapun bentuk perlindungan hukum bagi konsumen dalam UUPK direalisasikan dalam dua bentuk umum yaitu memanfaatkan jalur hukum untuk menggugat secara perdata, melaporkan pelaku usaha secara pidana. Bentuk lainnya adalah adanya hak konsumen dan kewajiban bagi pelaku usaha terkait pemenuhan ganti rugi, kompensasi ataupun penggantian terkait kerugian yang diterima oleh konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 4, Pasal 7, 45, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 63 UUPK. Cara memperoleh perlindungan konsumen dalam jual beli di TikTok Shop dengan sistem COD ialah dengan cara menempuh jalur hukum, baik itu melalui litigasi (melalui proses peradilan formal) maupun non-litigasi (di luar pengadilan formal, misalnya dengan jalan mediasi di antara penjual dan pembeli). Dalam Islam, pembeli berhak menuntut ganti rugi di saat dirugikan dalam proses jual beli.