Koperasi Baitul Qiradh Arafah memiliki permasalahan pada pembiayaan bermasalah, dimana anggota yang mengambil pinjaman koperasi tidak mengembalikannya sesuai kesepakatan, sehingga terjadi penunggakan setoran terhadap koperasi. Penelitian ini bertujuan Pertama untuk mengetahui manajemen risiko pembiayaan bermasalah yang diterapkan Koperasi Baitul Qiradh Arafah. Kedua untuk mengetahui penanganan dan penyelesaian sengketa pembiayaan bermasalah pada akad murabahah. Ketiga untuk mengetahui faktor- faktor penyebab pembiayaan bermasalah pada akad murabahah. Keempat untuk mengetahui dampak pembiayaan bermasalah pada akad murabahah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara langsung ke lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen risiko yang diterapkan oleh koperasi Baitul Qiradh Arafah mempertimbangkan risiko pembiayaan melalui character dan capacity calon nasabah, kondisi keuangan nasabah, serta persyaratan dalam perjanjian pembiayaan, aspek jaminan dan potensi terjadinya kegagalan membayar serta kemampuan untuk menyerap kegagalan dan juga pengawasan yang rutin. Koperasi sudah menerapkan SOP manajemen risiko melalui identifikasi character dan capacity, namun masih ada anggota yang tidak punya itikad baik, terjadinya ingkar janji, dan sebagian anggota memiliki niat untuk membayar tetapi tidak berkemampuan dalam mengembalikan pinjaman, dan sebagian anggota tidak memiliki niat untuk membayar padahal dia mampu dan ketika disurvey usahanya lancar. Penanganan dan penyelesaian sengketa pembiayaan bermasalah pada akad murabahah melalui asas kekeluargaan yaitu, pihak koperasi melakukan pendekatan persuasive dalam musyawarah dengan anggota pembiayaan dengan tujuan mencari solusi semudah mungkin untuk pelunasan tunggakan setoran. Faktor pembiayaan bermasalah dominan berasal dari faktor eksternal, yaitu faktor keadaan ekonomi, faktor karakter, faktor musibah, dan penyalahgunaan dana. Dampak pembiayaan bermasalah pada akad murabahah seperti terganggunya pemasukan koperasi. Permodalan koperasi lebih banyak modal sendiri daripada modal pihak ketiga, terutama dari donasi dan pemupukan modal dari SHU serta dari pengelolaan dana zakat dan infaq.