Farijal, 200501001 (2024) Ritual Pula Batèe Pada Upacara Kematian Di Masyarakat Lam Ilie Teungoh Kecamatan Indrapuri Aceh Besar. Other thesis, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
![[thumbnail of Membahas tentang ritual Pula Batee]](https://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Farijal, 200501001, FAH, SKI.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (3MB) | Request a copy
![[thumbnail of Membahas tentang ritual Pula Batee]](https://repository.ar-raniry.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Farijal, 200501001, FAH, SKI - Cover - bab 1.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (3MB)
Abstract
Ritual pula batèe yang telah mengakar di tengah-tengah masyarakat adalah salah satu tradisi dalam upacara kematian. Di mana terdapat suatu kebiasaan masyarakat yaitu jika ada yang meninggal dunia maka akan dilakukan prosesi ritual pula batèe di kuburan atau makam. Upacara kematian ini tidak terlepas daripada tradisi ritual pula batèe yang merupakan suatu adat dalam tahapan upacara kematian dan menjadi satu hal yang terus dilakukan secara berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di gampong Lam Ilie Teungoh, Kecamatan Indrapuri Aceh Besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persiapan perlengkapan dalam proses ritual pula batèe, proses pelaksanaan ritual pula batèe, makna simbolik yang terkandung dalam ritual pula batèe, serta respon Teungku terhadap ritual pula batèe. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan instrumen pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya data yang didapatkan melalui analisa dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses persiapan perlengkapan dalam proses ritual pula batèe pihak harus mempersiapakna batu nisan, air yag dicampur bunga dan daun Pandan serta beras ketan, kuah santan, srikaya, dan kelapa merah . Prosesi ritual pula batèe dilakukan oleh Teungku imum dengan membaca doa-doa yang membawa kebaikan untuk si mayat. Ritual pula batèe dilakukan pada salah satu hari setelah kematian, yaitu hari pertama, hari ketujuh, hari ke empat belas, hari ke dua puluh satu dan hari empat puluh empat setelah kematian. Makna yang dimaksudkan adalah agar batu yang digunakan senantiasa dapat bertasbih untuk si mayat dan pohon jarak yang digunakan bermakna dapat menggugurkan dosa serta daun kelapa yang digunakan agar si mayat senantiasa dalam barisan orang yang beriman. Respon Teungku terhadap ritual pula batèe pada upacara kematian umumnya positif karena ritual pula batèe tidak bertentangan dengan Islam dan dalam praktiknya mengandung nilai-nilai keagamaanserta membangkitkan solidaritas antar sesama masyarakat.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ritual, Pula Batèe, Kematian |
Subjects: | 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 390 Customs, Etiquette, Folklore (Adat Istiadat, Etiket, Folklor) |
Divisions: | Fakultas Adab dan Humaniora > S1 Sejarah dan Kebudayaan Islam |
Depositing User: | Farijal Farijal |
Date Deposited: | 11 Feb 2025 07:22 |
Last Modified: | 11 Feb 2025 07:22 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/43252 |