Childfree menjadi topik kontroversial di era modern, yang menarik perhatian banyak pihak, termasuk cendekiawan yang memberikan tanggapan dari perspektif psikologi dan agama, khususnya Islam. Keputusan childfree sering dianggap bertentangan dengan fitrah pernikahan dalam Islam yang seharusnya menghasilkan keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ayat-ayat al-Qur'an terkait childfree, mengkaji kedudukan anak dalam al-Qur'an, serta relevansinya dalam keputusan childfree.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan tafsir mawḍū’i (tematik) untuk menganalisis penafsiran ayat-ayat al-Qur'an yang terkait dengan pernikahan dan keturunan. Analisis dilakukan terhadap teks-teks al-Qur'an yang membahas tentang tujuan pernikahan dan kedudukan anak dalam kehidupan berkeluarga, serta relevansi tafsir tersebut dengan keputusan childfree. Dalam penelitian ini, penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur'an tentang pernikahan dan keturunan menjadi fokus utama untuk memahami pandangan Islam mengenai childfree.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan pernikahan dalam al-Qur'an adalah untuk memperoleh keturunan, namun tujuan utama adalah menciptakan sakīnah, mawaddah, dan rahmah dalam keluarga, baik dengan atau tanpa keturunan. Kedudukan anak dalam al-Qur'an sangat penting, namun keputusan untuk childfree yang diambil dengan alasan tertentu, seperti alasan psikologis dapat dihargai selama tidak bertentangan dengan prinsip agama. Namun, jika childfree dijadikan prinsip hidup dalam berumah tangga, hal tersebut dianggap tidak sesuai dengan fitrah manusia yang diperintahkan untuk berkembang biak dan melanjutkan generasi.