Skripsi ini berjudul Proses Penyelesaian Konflik Oleh Aparatur Gampong Melalui Mediasi (Studi Kasus di Gampong Ie Masen Kayee Adang Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh). Kasus Konflik rumah tangga yang terjadi di gampong Ie Masen Kayee Adang disebabkan oleh Permainan judi online, suami yang sifatnya pemarah, perselingkuhan dan juga karena harta warisan. Aparatur gampong selaku pemegang kekuasaan di wilayah Ie Masen Kayee Adang harus menjalankan tugasnya sebagai mediator terhadap yang berkonflik, hal ini juga karena menjalankan amanat dari Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal 26 poin G yaitu “Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa berwenang: membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa”. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab dari konflik rumah tangga di gampong Ie Masen Kayee Adang, dan juga untuk mengetahui cara mediasi yang dipakai oleh aparatur gampong untuk menyelesaikan konflik tersebut serta untuk mengetahui faktor pendukung dan juga penghambat dalam penyelesaian konflik. Supaya mendapat data yang diperlukan untuk proses penyusunan skripsi ini peneliti menggunakan metode kualitatif dimana peneliti menggunakan berbagai cara diantaranya dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa permasalahan konflik rumah tangga yang terjadi di gampong Ie Masen Kayee Adang terjadi karena kasus permainan judi online, perselingkuhan, harta warisan dan juga karena sifat suami yang mudah marah. Cara mediasi dilakukan oleh aparatur gampong untuk mendamaikan pihak yang berkonflik, mediasi dilakukan dengan cara aparatur gampong mendatangi pihak yang berkonflik untuk menjalin komunikasi yang kondusif, aparatur gampong sebisa mungkin harus menciptakan kondisi yang kondusif dahulu sebelum melakukan proses mediasi lebih lanjut, aparatur gampong juga berpegang kepada reusam gampong yang mengatur tentang cara penyelesaian konflik dalam ruang lingkup gampong. Langkah mediasi yang dilakukan oleh aparatur gampong dalam mendamaikan pihak yang berkonflik bisa dikatakan cukup berhasil, hal ini bisa dilihat dari banyaknya kasus konflik yang terjadi, hanya satu kasus yang gagal dalam proses mediasi. Adanya Reusam gampong menjadi salah satu faktor yang mendukung dalam proses mediasi, faktor pengalaman menjadi penghambat dalam mediasi, karena masih ada aparatur gampong yang belum terlalu paham cara untuk melakukan mediasi