Badan Narkotika Nasioal Provinsi Aceh merupakan suatu badan yang didirikan
khusus untuk menanggulangi penyalahgunaan di Aceh. Akan tetapi, melihat fenomena yang ada peyalahgunaan narkoba semakin meningkat setiap tahunnya baik itu sabu-sabu, ganja, dan sebagainya. Padahal telah diberikan suatu badan khusus untuk menanganinya dan mempunyai anggaran yang cukup banyak. Oleh karena itu, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan penelitian ini yaitu secara umum untuk mengetahui sistem pembinaan badan narkotika Nasioanl Provinsi Aceh dalam penganggulangan pecandu narkoba secara khusus untuk mengetahui sistem regulasi, bentuk kelembagaan, sistem perekrutan SDM, sistem penganggaran, dan sistem pembinaan penanggulangan pecandu narkoba di Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan dan melihat langsung apa yang terjadi dilapangan, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi, subjek dari penelitian ini ada lima. Hásil penelitian dalam penulisan ini adalah Pertama aturan-aturan yang dijalankan oleh Badan Narkotika Naşional Provinsi Aceh hukum yang ditegakkan dalam UU No. 35 Tahun 2009 pada bagian Rehabilitasi belum terlaksana secara Optimal dimana belum adanya tempat/wadah Balai Rehabilitasi untuk menjalankan Aksi Nasional P4GN. Kedua, struktur kelembagan yang di dalamnya terdapat SDM yang mana diberikan tugas dan tanggung jawąb masing-mąşing sesuai bidang kebutuhan dengan jumlah penyalahgunaan narkoba. Ketiga, dibutuhkan SDM sesuai dengan jumlah kebutuhan dalam penanggulangan pecandu narkoba di Provinsi Acgh didukung olch Sdxang dikembangkan kualitasnya sehingga menjadi penanganan berjalan optimal. Keempat, suatu Proses Pembinaan yang dilakukan semua diakomodir oleh sistem penganggaran dmana dalam menjalankan suatu program dibutuhkan sarana dan prasarana, fasilitas, tenaga-tenaga ahli, pengembangan pemberdayaan, lebih giat dalam pengembangan sosialisasi dan pemberantasan, sumber daya. manusia yang lebih banyak sesuai dengan Penyalahgunaan Narkoba di Aceh. Kelima, bentuk pelayanan yang dijalankan belum sepenuhnya berjalan kurang fasilitas dan layanan program rehabilitasi sehingga penanggulangan narkoba belum komplit, produktif, dan efisien.