Kurangnya transparansi dan kejujuran dalam pemberian informasi kepada pembeli merupakan salah satu bentuk praktik tadlis dalam jual beli. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pelaksanaan transaksi jual beli paket data internet di Kecamatan Sigli, serta perspektif hukum ekonomi syariah terhadap penerapan unsur tadlis pada praktik tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan pendekatan hukum normatif, yakni hukum Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga penjualan paket data internet di Kecamatan Sigli ditentukan secara sepihak oleh penjual dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti harga penjual lain dan modal. Penjual hanya memberikan penjelasan tentang paket data internet jika diminta oleh pembeli, namun tidak secara proaktif. Terdapat masalah dalam pelayanan dan komunikasi, di mana penjual kurang memberikan penjelasan yang mendalam dan komprehensif terkait fitur-fitur serta pembagian kuota dalam paket yang dijual. Praktik tadlis yang teridentifikasi meliputi penyajian informasi yang tidak jelas, penawaran janji kuota yang tidak tepat, ketidaksesuaian antara kuota yang dijanjikan dengan yang diterima, serta penjelasan fitur-fitur tertentu yang tidak memadai. Dalam perspektif hukum ekonomi syariah, terdapat unsur tadlis (penipuan) yang bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum ekonomi syariah. Tadlis atau penipuan merupakan praktik yang dilarang dalam Islam karena dapat merugikan salah satu pihak yang bertransaksi. Praktik tadlis ini juga dapat melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.