Tradisi Tolak Bala merupakan kegiatan tahunan yang biasanya dilaksanakan di pondok pesantren Nur Yaqdhah pada hari Rabu akhir bulan Ṣafar. Uniknya pelaksanaan tradisi tersebut menggunakan surah-surah pilihan dalam Al-Qur’an dan dibacakan dalam jumlah tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan serta pemaknaan jumlah pengulangan ayat yang dibacakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara yang meliputi beberapa informan seperti pimpinan, pengurus dan santri, serta dokumentasi. Pelaksanaan tradisi Tolak Bala di pondok pesantren Nur Yaqdhah dimulai pada malam harinya dengan membaca surah Yāsῑn sebanyak 41 kali yang dimulai dengan membaca surah al-Fatihah dan tawasul, setiap selesai sekali pembacaan surah Yāsῑn maka dibacakan surah-surah pilihan diantaranya surah al-Qadr, ayat kursi, al-Insyirah dan al-Kāfirun, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa Ya Laṭif. Pelaksanaan tradisi Tolak Bala ini dilanjutkan kembali esok harinya dengan dengan pelaksanaan yang sama seperti malam harinya, akan tetapi ditambah dengan salat Tolak Bala dan ditutup dengan doa khusus Tolak Bala. Pengamalan surah-surah tersebut mengikuti tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan, akan tetapi pengamalan surah al-Insyirah dalam tradisi ini bertujuan memohon kemudahan atas kesusahan berupa bala yang diturunkan sebagaimana makna dari ayat dalam surah tersebut. Pengulangan pada surah-surah tersebut merupakan aturan serta ketentuan para ahli salaf dan tidak mempunyai makna serta alasan khusus penggunaannya yang kemudian diikuti dalam setiap pelaksanaan tradisi Tolak Bala di pondok pesantren Nur Yaqdhah.